PENDAHULUAN
GAMBAR 1. Sistem
mekanik motor servo
Sistem Kendali
Umpan Balik Sistem
kendali yang digunakan adalah system kendali umpan balik, karena
memiliki sifat dari suatu sistem untaian-tertutup yang memungkinkan
keluarannya bisa dibandingkan dengan masukan sistem itu sedemikian rupa agar
tindakan pengendalian yang tepat sebagai fungsi dari keluaran dan
masukannya bias terjadi (Pitowarno, 2006). Konfigurasi dasar dari
suatu sistem pengendalian umpan balik sederhana ditunjukkan dalam Gambar
2.
Perancangan
Sensor
Sistem perangkat
masukan yang digunakan di sini antara lain sensor dan kontroler yang berfungsi
menghasilkan data sensor tersebut.
1.
Sensor ping ultrasonic
Sensor
ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu obyek tertentu di
depannya. Frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara, dari 40 KHz
hingga 400 KHz. Ping Ultrasonik adalah produksi parallax yang banyak digunakan
untuk aplikasi atau kontes robot cerdas (Gambar 4). Kelebihan sensor ini adalah
hanya membutuhkan 1 sinyal (SIG) selain jalur 5 v dan ground.
GAMBAR 3. Diagram
blok sistem control
GAMBAR 4. Fungsi
PIN Ping
Sistem sensor
untrasonik digunakan sebagai masukan dari proses pengontrolan robot. Sensor ultrasonik
menggunakan modul jadi dari PARALLAX (Budiarto, 2009) dengan 1 buah pin kontrol
yaitu sebuah pin I/O. 2. Sharp GP2D12 Optical Distance Sensor Pada
dasarnya sensor jarak sama seperti sensor Infra Red (IR) konvensional. Sharp
GP2D12 memiliki bagian transmitter/emitter dan receiver (detektor)
seperti yang dapat dilihat Gambar 5.
GAMBAR 5. Fungsi
PIN Sharp GP2D12
Dalam
perancangan ini sensor Sharp GP2D12 digunakan untuk membantu pada sistemnavigasi
robot agar mampu menghindari tabrakan dengan benda yang menghalangi (Fadlisyah
dan Sayuti, 2009). Sharp GP2D12 merupakan sensor infra merah yang
bekerja dengan prinsip pemantulan, dimana pada sensor ini
terdapat pemancar dan penerima sinar infra merah. Beberapa fitur Sharp
GP2D12 yang menjadi alasan pemilihan
sensor ini
adalah sebagai berikut:
a. outputnya analog,
b. hampir tidak terpegaruh oleh warna yang dideteksi,
c. pembacaan
efektif 10 hingga 80 cm,
d. konsumsi arus
kecil, yaitu sebesar 33mA.
3. Sensor api
(phototransistor)
Phototransistor (Gambar 6)
merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai detektor cahaya yang dapat
mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik. Karena itu phototransistor termasuk
dalam detektor optik.
GAMBAR 6. Phototransistor
Phototransistor dapat diterapkan
sebagai sensor yang baik, karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan
komponen lain, yaitu mampu untuk mendeteksi sekaligus menguatkannya dengan satu
komponen tunggal. Phototransistor memiliki beberapa karakteristik yang
sering digunakan dalam perancangan, yaitu:
a. dalam
rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
b. semakin
tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula resistan yang
dihasilkan.
c. menghantarkan
arus saat ada cahaya yang mengenainya.
d. penerimaan
cahaya dilakukan pada bagian basis.
e. apabila tidak
menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.
Berdasarkan sifat-sifat
dan cara kerja dari phototransistor tersebut, maka perubahan cahaya yang
kecil dapat dideteksi. Oleh karena itu phototransistor digunakan sebagai
detector cahaya yang peka. Pada penelitian ini, sensor dipasang di depan robot
agar bisa langsung berhadapan dengan api yang ada di depan robot, sehingga
cahaya dari api dapat tertangkap dengan baik oleh sensor. Rangkaian sensor api
berfungsi untuk memberitahu mikrokontroler apabila ada api yang terdeteksi di
sekitar robot. Komponen utama dari rangkaian ini adalah phototransistor. Apabila
api lilin terdeteksi, phototransistor akan mengalirkan arus dari Vcc ke ground
sehingga tegangan keluarannya akan HIGH. Output rangkaian sensor api
akan menjadi masukan pada mikrokontroler. Sebuah phototransistor dapat
mendeteksi api lilin dalam sudut pandang 500, sehingga agar dapat mendeteksi
api lilin dalam 1800 dibutuhkan lima buah phototransistor yang masing-masing
mendeteksi api dalam 450 (Gambar 7).
GAMBAR 7.
Penempatan Phototransistor
4. Sensor garis
Sensor garis
yang digunakan yaitu photodiode yang peka terhadap intensitas cahaya.
Rangkaian sensor terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pemancar
cahaya dan penerima cahaya. Rangkaian pemancar terdiri dari resistor
sebagai pembatas
arus serta IR (Infra Red) sebagai piranti yang memancarkan cahaya. Rangkaian
penerima terdiri dari resistor sebagai pembagi tegangan dan photodiode sebagai
piranti yang akan menerima pantulan cahaya IR obyek. Rangkaian sensor garis ini
memanfaatkan fasilitas ADC yang terdapat pada IC mikrokontroler.
5.
Sensor tabrak
Limit switch yang
dipergunakan memiliki keadaan normally opened seperti ditunjukkan pada
Gambar 8.
GAMBAR 8. Normally
Opened Limit Switch
Limit switch yang terhubung
akan memberikan logika 0 ke pin PB.6 dan PB.7 dari mikrokontroler 1. Switch pengaman
mekanik pada robot adalah sebuah sistem yang dapat membantu pergerakan robot
untuk menghindari rintangan. Jika robot melebihi ambang batas pergerakan robot
terhadap
dinding,
mikrokontroler dapat memberi perintah untuk menghindari rintangan jika switch
terkena benda. Sistem switch ini dihubungkan ke mikrokontroler
sebagai pengontrol jika pada saat robot berjalan kemudian menabrak dan menyentuh
switch pengaman, maka robot akan berusaha menghindari halangan. Switch yang
digunakan sebanyak 2 buah berupa switch pengaman robot sebelah kiri dan
sebelah kanan. Hasil Produk akhir dari penelitian ini berupa robot pemadam
api divisi senior berkaki dengan spesifikasi:
1. Robot mampu
menelusuri ruang dan mampu memadamkan api.
2. Pendeteksian
jarak untuk menelusuri ruang menggunakan sensor Ping))) Ultrasonik.
3. Pendeteksian
api menggunakan lima phototransistor dan dipasang dengan sudut 450 secara
horizontal dengan alasan agar api bisa langsung diketahui posisinya terhadap
robot.
4. Robot
diaktifkan menggunakan sound activation dengan frekuensi 3-4 kHz, agar
robot tidak mudah aktif dengan
suara-suara lain. Rangkaian akhir dari robot dapat dilihat pada
Gambar 9.
GAMBAR 9.
Rangkaian akhir robot
KESIMPULAN
1. Pengujian
sensor api menggunakan pembungkus dapat lebih fokus dalam mendeteksi, hasilnya
lebih efektif dari pada sensor dengan keadaan terbuka.
2. Penggunaan
dua mikrokontroler ATMega16 kapasitas memorinya sudah mencukupi untuk kalangan
dunia , khususnya pada robot ini.
3. Penggunaan
sensor Ping))) Ultrasonic Range Finder lebih baik untuk melakukan navigasi
pada robot karena data yang di ambil cukup stabil.
4. Penggunan metode
telusur dinding masih kurang efektif dalam navigasi robot pemadam api.
5. Robot ini
belum bekerja dengan baik dalam mencari dan memadamkan api lilin yang terdapat
disekitarnya, karena terdapat kekurangan dari perangkat keras dan perangkat
lunaknya.
sumber:https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,sslei=7oX_Vt67Hc_luQSy_KWgDw#q=Perancangan+Robot+Pemadam+Api+Divisi+Senior+Berkaki
sumber:https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,sslei=7oX_Vt67Hc_luQSy_KWgDw#q=Perancangan+Robot+Pemadam+Api+Divisi+Senior+Berkaki
Komentar
Posting Komentar