A.
Teknologi Broadcasting
1.
Pengertian Broadcasting
Broadcasting merupakan suatu proses pengiriman sinyal ke
berbagai lokasi secara bersamaan memlalui satelit, radio, televisi dan
komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya. Dan bisa juga didefinisikan
sebagai layanan server ke client yang menyebarkan data kepada beberapa client
sekaligus dengan cara paralel dengan akses yang cukup cepat dari sumber video
atau audio. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002. Broadcasting merupakan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana
transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi
radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat
penerima siaran
2.
Proses Broadcasting
Gambar yang kita lihat adalah hasil produksi dari sebuah
kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi 3
warna primer yaitu merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue). Hasil tersebut
akan dipancarkan oleh pemancar TV(Transmitter) berupa sinyal cromynance, sinyal
luminance dan syncronisasi. Selain gambar, pemancar televisi juga membawa
sinyal suara yang ditransmisikan bersama sinyal gambar. Gambar dipancarkan
dengan system amplitudo modulasi (AM), sedangkan suara dengan system frekuensi
modulasi (FM). Kedua system ini digunakan untuk menghindari derau (noise) dan interferensi.
Pada gambar 2 dapat kita lihat distribusi objek ke televisi.
Gambar 1. Proses Penyiaran
Proses penyiaran dibagi menjadi dua, yaitu sistem
penyiaran analog dan sistem penyiaran digital. Siaran analog dilakukan dengan
cara merekam gambar dan suara, lalu mengubahnya menjadi gelombang, kemudian
gelombang ini dipancarkan oleh stasiun televisi.gelombang ini diterima antenna
televisi dirumah kita. Mesin televise kita lalu mengubah gelombang itu menjadi
gambar dan suara yang kita tonton. Jenis gelombang yang dipancarkan stasiun
televisi adalah VHF/UHF. Dalam siaran analog, gelombang ini dipancarkan
terus-menerus setiap detik. Jumlah gelombang yang dipancarkan setiap detik
menunjukkan kecepatan gelombang itu. Jika dalam satu detik dipancarkan gelombang
sebanyak sepuluh kali, maka kecepatan gelombangnya 10 Hertz. Hertz (Hz) adalah satuan
ukur kecepatan gelombang.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan
untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital.
Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan
teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar
pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang
sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8
kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda. TV digital ditunjang oleh
teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal
digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan
berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV
digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang
digunakan kamera video.
Gambar 2. Proses Penyiaran Televisi Analog dan Digital
International Telecommunication
Union (ITU) dalam Perjanjian 2006 Frekuensi Rencana (GE06) yang diumumkan pada
17 Juni 2015 adalah tenggat waktu bagi negara-negara di seluruh dunia untuk
bermigrasi dari analog ke digital tv. Teknologi analog semakin mahal dan
ketinggalan zaman.
Pemerintah menetapkan DVBT2 sebagai standar TV digital untuk menggantikan
sistim TV analog yang tidak dapat dielakkan dan harus dilakukan baik dari sisi
teknis ataupun ekonomis. Secara teknis, sistim digital memerlukan bandwidth
atau lebar pita yang jauh lebih kecil (efisien) dibandingkan analog. Apabila
dengan sistim analog, satu kanal frekwensi hanya dipergunakan oleh satu TV,
maka dengan sistim digital dengan standar DVBT2, satu kanal dapat memancarkan
sampai 12 TV. Dari sisi kualitas penerimaan, sistim digital jauh lebih jernih
dibandingkan sistim analog. Frekwensi spektrum adalah sumber daya milik publik
yang sangat terbatas, sehingga penggunaan frekwensi harus lebih efisiensi dan
ekonomis. Dari sisi makro ekonomis, dengan penerapan sistim TV digital, maka
akan didapatkan frekwensi spektrum yang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk
broadband internet. Penetrasi internet yang makin tinggi akan meningkatkan
perekonomian, sehingga secara makro ekonomis, penerapan sistim TV digital
memberikan dampak peningkatan ekonomi secara tidak langsung karena pemanfaatan
frekwensi kosong yang ditinggalkan oleh TV sistim analog setelah migrasi ke
sistim digital untuk meningkatkan penetrasi internet dan harus didukung
masyarakat. Berhubung secara teknis satu kanal dapat memancarkan lebih dari
satu TV, maka diperlukan pemisahan antara penyedia konten (content provider)
dan penyedia multiplexer dan pemancar (network provider). Pemisahan ini perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa network provider akan melaksanakan tugasnya
memancarkan siaran TV secara adil kepada semua content provider. Dapat
dibayangkan apabila satu content provider juga sebagai network provider yang
juga memancarkan konten dari siaran TV pesaingnya, maka dengan adanya pemisahan
antara content provider dan network provider, diharapkan masing-masing provider
bertugas sesuai dengan kewajibannya secara profesional dan adil. Saat ini
sedang gencar dibahas regulasi digitalisasi penyiaran TV digital dan
diperdebatkan adalah siapa yang berhak menjadi network provider. Undang undang
Penyiaran yang baru memiliki semangat pemerataan pelaku usaha yang perlu
didukung bersama. Pemerintah telah melakukan tender penyelenggara network
provider yang akan diserahkan ke pihak swasta untuk membangun dan melakukan
operasi sebagai network provider. Cakupan wilayah yang dapat dijangkau oleh
sebuah network provider tentunya terbatas, misalnya wilayah Jabodetabek.
Berhubung penyelenggaraan network provider diserahkan ke pihak swasta, maka
hitungan bisnis untuk berinvestasi sebagai penyelenggara network provider akan
sangat tergantung pada potensi bisnis dan ekonomis dari suatu wilayah tertentu.
Hal ini menimbulkan resiko kemungkinan daerah terpencil tidak terlayani oleh
network provider, atau terjadi blank spot di beberapa daerah yang potensi
bisnis dan ekonomis nya tidak menguntungkan bagi network provider.
Gambar 3. Perencanaan
Migrasi Tv Digital
B.
Perkembangan Televisi Dunia
1.
Pendahuluan
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik yang monokrom (hitam putih)
maupun warna, Televisi juga dapat diartikan sebagai kota televisi, kata
“televisi” merupakan gabungan dari kata tele(τῆλε, "jauh")
dari bahasa Yunani danvisio ("penglihatan")
dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai
telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban
dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir
tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam
rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita.
Sejak 1970-an, kemunculan video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray
juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman. Walaupun
terdapat pula kegunaan televisi yang lain seperti televisi sirkuit
tertutup, namun kegunaan yang paling utama adalah penyiaran
televisi yang menyamai sistem penyiaran radio ketika dibangun pada tahun
1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkuasa tinggi untuk menyiarkan
gelombang televisi ke penerima TV.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui
pancaran radio VHF dan UHF dalam saluran-saluran yang ditetapkan
dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz. Gelombang TV juga kini
dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di
banyak negara. Siaran TV pada awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk
gelombang analog, tetapi kebelakangan ini perusahaan siaran publik maupun
swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari
bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk
sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat
tampilan visual yang tanpa pemerina biasanya disebut sebagai monitor,
bukannya televisi.
Sebuah sistem televisi dapat memakai pelbagai
penggunaan teknologi seperti analog (PAL,NTSC, SECAM), digital
(DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV).
Di negara Indonesia memakai sistim PAL.
Sistem televisi juga digunakan
untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan petunjuk
penggunaan senjata, di tempat-tempat yang biasanya atau terlalu berbahaya untuk
diperhatikan secara dekat.
2.
Sejarah Perkembangan Televisi
a. Joseph Henry and Michael
Faraday (1831)
Penemuan dasar hukum gelombang
elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Farraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi
elektronik. Hukum tersebut merupakan dasar ilmu televisi "arus listrik
dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet, medan magnet yang berubah-ubah
terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus
listrik bilamana magnit dilalui lewat sepotong kawat, arus akan mengalir di
kawat sedangkan magnit bergerak"
Gambar 4. Joseph Henry dan Michael Farraday
b.
George Carey (1876)
George Carey menemukan teknik selenium kamera.
Selenium Camera merupakan suatu alat yang mampu mengubah konduktivitas listrik ketika
terkena cahaya. George Carey
menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat
gelombang listrik. Tahun 1881, para insinyur memperkenalkan konsep Teleponskop
yang merupakan suatu konsep gabungan antara telepon dan pengiriman gambar
bergerak.
Gambar 5. George
Carey dan Temuannya
c.
Teleponoskop (1881)
Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik. Sebelumnya
gambar dikirimkan melalui faksimile. Pada saat itu, para ahli telah
membayangkan suatu hari nanti cahaya akan dapat dikirimkan melalui medium
kabel, seperti suara.
d.
Paul Nipkov (1884)
Paul
Nipkov, ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan
kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis. Suatu cakram yang diberi 18 lubang bersusun sipral dan
diputar, lalu ditembakkan cahaya ke cakram dan mengenai lapisan selenium
menghasilkan pulsa listrik. Hanya menampilkan gambar halftone (gambar dari
ukuran besar kecil titik dan perbedaan antara gelap dengan terang)
Gambar 6. Paul Nipkov
e.
Karl Ferdinand Braun (1897)
Tabung
Sinar Katoda (CTR) pertama diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand
Braun. Tahun 1897, Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display
pertama kali. Membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar pemancaran
elektron dari katode ber-heater dalam sebuah tabung vakum.
Gambar
7. CTR Karl dan Ferdinand Braun
f. Constain Perskyl (1900)
Pada
tahun 1900 istilah Televisi pertama kali dikemukakan oleh Constatin Perskyl
dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam
Pameran Teknologi Dunia di Paris.
Gambar
8. Constatin Perskyl
g. Vladimir Kozma Zworykin (1923)
Pada tahun 1923, Vladimir Kosma
Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi
tabung pertama di dunia. Penemuan tersebut merupakan Televisi tabung pertama di
dunia, bentuknya sangat besar.
Gambar 9. Vladimir
Kosma Zworykin
h. John Logie Baird (1925)
Sejarah
perkembangan televisi menapaki babak baru ketika John Logie Baird yang
berkebangsaan Skotlandia memperlihatkan televisi kepada umum untuk pertama
kalinya, sehingga dia lebih dikenal sebagai penemu televisi ketimbang
Vladimir Kozma Zworykin. Menampilkan gambar resolusi 30 baris dari lensa dengan
spiral ganda.
Gambar
10. John Logie Baird
i.
Philo
Taylor Famsworth (1927)
Pada
tahun 1927, Philo T. Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat
mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang
image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. Tabung kamera video di mana
emisi fotokatoda menciptakan citra elektron yang kemudian dipindai menghasilkan
sinyal listrik mewakili gambar visual.
Gambar
11. Philo T. Farnsworth
j.
Olimpiade
Berlin (1939)
Pada
tahu 1939, tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar
televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai
berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Perkembangan Televisi pun
sangat pesat. Teknologi yang digunakan pada televisi saat ini berbeda jauh
dengan televisi saat pertama kali ditemukan, meskipun memiliki metode dasar
yang sama.
Gambar
12. Penyiaran Olimpiade Berlin
k. Peter Goldmark (1940)
TV
sudah mulai berbentuk sederhana. Setelah perang dunia ke-2 berakhir di tahun
1940an, Televisi mengambil alih perhatian lebih banyak dibandingkan dengan
radio, karena menampilkan suara yang sudah disertai dengan gambar.
Gambar
13. Peter Goldmark
3.
Timeline Perkembangan Teknologi Televisi
Berikut
ini adalah perkembangan televisi dari masa ke masa. Televisi Tahun 1940an
Gambar 14. Televisi Tahun 1940an
Setelah perang dunia ke-2 berakhir di tahun
1940an, Televisi mengambil alih perhatian lebih banyak dibandingkan dengan
radio, karena menampilkan suara yang sudah disertai dengan gambar.
Gambar 15. Televisi Tahun 1950an
Pada akhir tahun 1950, Sebagian besar orang
memiliki Televisi yang kebanyakan masih menggunakan televisi hitam putih
meskipun pada saat itu televisi berwarna sudah ada.
Gambar 16. Televisi Tahun 1967an.
Pada Tahun 1967 semakin populernya televisi
sehingga sudah ada banyak siaran TV berwarna.
Gambar 17. VCR
Kemudian tahun 1970an Televisi semakin
berkembang dengan diperkenalkannya teknologi VCR (Video Cassette Recorder).
Teknologi ini memungkinkan untuk merekam siaran televisi untuk pertama kalinya.
Televisi Tahun 1970an.
Gambar 18.TV Kabel
Pada tahun 1980an Televisi kabel (TV Cable)
semakin populer dan menyebar dengan cepat.
Gambar 19. Televisi
Tahun 1990an.
Sudah banyak pilihan televisi pada tahun
1990an yang sangat beragam. Televisi yang menggunakan teknologi CRT
(Cathode-Ray Tubes) untuk menampilkan gambar di layar adalah televisi yang
paling banyak ditemukan. Pada tahun 1996 sudah ada 1 juta televisi yang
tersebar di seluruh dunia. Kemudian TV Rear Projection CRT memungkinkan
televisi dibuat dalam ukuran yang lebih besar dengan menggabungkan proyektor
dan layar kedalam satu kotak yang nantinya proektor akan memproyeksikan gambar
ke bagian belakang layar.
Gambar 20. TV Plasma
Televisi plasma pertama kali dipasarkan
pada tahun 1997. Dengan bentuknya yang ramping membuat televisi ini menjadi
sangat populer saat itu. TV Rear-Projection LCoS juga tersedia di pasaran. TV
ini mengirimkan cahaya langsung melalui rangkaian polarizer (sejenis cahaya
filter yang digunakan untuk mengatur gelombang cahaya ke jalur tunggal untuk
refleksi) sebelum diperbesar dan diproyeksikan ke layar. Meskipun kualitas
gambarnya sangat baik, tetapi harga dari TV jenis ini sangat mahal. TC LCD juga
ikut berkompetisi pada tahun akhir 1990-an. TV jenis ini memiliki kualitas
gambar yang lebih baik dibandingkan dengan TV plasma dan juga lebih hemat
energi. Pada tahun 1998, HDTV mulai diluncurkan. TV jenis ini dapat
menghasilkan gambar dan suara yang sangat jernih. Pada tahun 1999, diluncurkan
DVR (Digital Video Recorder) diluncurkan untuk pertama kalinya. DVR
memungkinkan untuk merekam siaran televisi ke dalam hard drive.
Gambar 21. DVR
TV LED berbasis DLP HDTV pertama di
produksi pada tahun 2006. Teknologi DLP menggunakan cermin yang terbuat dari
aluminium untuk memantulkan cahaya dan menghasilkan gambar. TV ini lebih murah
dibandingkan dengan TV plasma ataupun TV LCD. Kemudian TV Plasma tersedia
dengan kualitas HD (High Definition). Lalu pada tahun 2007, Apple meluncurkan
Apple TV. TV ini dapat dihubungkan dengan iTunes, Program televisi, Film, Video
Youtube dan masih banyak lagi.
Gambar 22. TV Kualitas HD
Kemudian Microsoft inc. memberikan pilihan
Windows XP Media Center Edition yang dapat digunakan untuk mengirimkan video,
musik dan foto dari komputer ke TV.
Gambar 23. TV Microsoft
Bahkan TV juga dapat masuk ke dalam video
game, Seperti Xbox 360. Dengan menggunakan Netflix memungkinkan streaming video
dan acara TV favorit dari Xbox 360.
Dan yang paling baru saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV Curve 3D menjadi sangat populer saat ini karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis ini juga dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang dihasilkan nyata dan berada tepat didepan penontonnya. Begitulah perkembangan televisi dari masa ke masa, seiring dengan kemajuan teknologi, televisi pun mengikutinya dengan perkembangan pesat untuk menuruti permintaan konsumen yang kian hari semakin tinggi.
Dan yang paling baru saat ini adalah TV dengan teknologi 3D. TV Curve 3D menjadi sangat populer saat ini karena selain dapat menghasilkan gambar yang sangat jernih TV jenis ini juga dapat menampilkan gambar 3 dimensi sehingga seolah olah gambar yang dihasilkan nyata dan berada tepat didepan penontonnya. Begitulah perkembangan televisi dari masa ke masa, seiring dengan kemajuan teknologi, televisi pun mengikutinya dengan perkembangan pesat untuk menuruti permintaan konsumen yang kian hari semakin tinggi.
Gambar 24. TV
Curve 3D
C. Perkembangan
Penyiaran Televisi di Indonesia
1. Penyiaran Pertama di Indonesia
Tepatnya 24 Agustus 1962, Televisi Republik
Indonesia ( TVRI) mengudara pertama kali sebagai stasiun televisi pertama di
Indonesia. Saat itu, TVRI menyiarkan secara langsung pembukaan Asian Games 1962
yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Harian
Kompas, 21 Agustus 1975, memberitakan, reporter yang menyiarkan adalah Alex
Leo. "Selamat pagi, Biro Radio dan Televisi Organising Commite Asian Games
IV," ucap Alex Leo. Dalam pembukaan Asian Games ke-4 itu, TVRI menampilkan
siaran langsung pada pukul 15.17 WIB. Siaran ditutup pada pukul 16.40 WIB dan
dilanjutkan mengudara pada 20.45 WIB. Momentum siaran perdana yang bertepatan
dengan pembukaan Asian Games 1962 dijadikan sebagai hari jadi oleh TVRI.
Pada 1961, Pemerintah Indonesia berencana
memasukkan media massa, khususnya televisi, dalam perencanaan penyelenggaraan
Asian Games IV. Keberadaan televisi dianggap penting untuk menyiarkan
pertandingan Asian Games 1962 yang berlangsung di Indonesia ke seluruh penjuru
Tanah Air. Akhirnya, terbit Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan No
20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). SK tersebut
diperkuat oleh arahan Soekarno untuk segera mempersiapkan proyek televisi
dengan membangun studio di Senayan, membangun dua pemancar 100 watt dan 10 kw
dengan tower 80 meter, dan mempersiapkan program terkait pertelevisian. Pada 17
Agustus 1962.
Gambar 25. Asian Games
1962
TVRI mulai mengadakan siaran percobaan
acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. Siaran
percobaan ini menggunakan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Saat Asian
Games berlangsung, TVRI terus menyiarkan pertandingan berbagai cabang olahraga.
Ketika Asian Games usai pada 4 September 1962, TVRI belum siap dengan program
siaran, dan baru kembali mengudara pada 5 September 1962. Materi siaran adalah
film produksi PFN yang hanya memunculkan suara penyiar tanpa gambar. Durasi siaran
30 menit selama 5 kali seminggu, dari Senin hingga Jumat. Pada akhir pekan,
Sabtu dan Minggu, tak ada siaran. Pada 12 November 1962, TVRI mulai menyiarkan
program rutin setiap hari dari studio. Selanjutnya, pada 14 November
1962, siaran langsung piano tunggal Supardi. Pembangunan stasiun penyiaran
daerah dirintis pada 1964, dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang
melakukan siaran percobaan. Dikutip dari Harian Kompas, 7 Juni 1966, siaran
percobaan TVRI Yogyakarta diarahkan relay dari
Jakarta. Percobaan teknik kedua adalah percobaan master control. Percobaan awal
belum maksimal sehingga gambar sering kabur dan suara tidak terang. Setelah di
Yogyakarta, Stasiun TVRI Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan
Balikpapan menyusul dibangun. Pada 1974, TVRI menjadi salah satu bagian dari
organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan di bawah Direktorat Jenderal
Radio, Televisi, dan Film. Pada era reformasi, TVRI menjadi perusahaan jawatan
di bawah Departemen Keuangan. Kemudian, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT TVRI (Persero) di bawah
Kementerian BUMN. Peraturan RI Nomor 13 Tahun 2005 menyebutkan bahwa tugas TVRI
adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang
menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 26. Sejarah TVRI
Gambar 27.
Perkembangan Logo TVRI
2.
Televisi
Swasta di Indonesia
Tepatnya 9 Juli 1976, satelit pertama
Indonesia, Satelit Palapa, diluncurkan. Peluncuran Satelit Palapa untuk
mempermudah sistem komunikasi yang mendukung kepentingan dalam dan luar negeri.
Pada Februari 1975, Indonesia mengadakan kerja sama dengan pihak terkait untuk
rencana peluncuran sebuah satelit. Rencana awal Perkembangan sistem komunikasi
di luar negeri menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
sistem komunikasinya. Langkah pertama, merencanakan peluncuran sebuah satelit.
Pada Februari 1975, Indonesia menandatangani kontrak perjanjian dengan Hughes
Space and Communication (kini Boeing Satellite System) untuk program peluncuran
satelit. Penandatanganan tersebut berkaitan dengan perencanaan 9 stasiun bumi,
1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Selain
mengadakan kerja sama dengan pihak luar, pemerintah juga mengumpulkan pakar
teknologi untuk bekerja sama mengoperasikan teknologi komunikasi sebagai tindak
lanjut peluncuran satelit. Presiden Soeharto memberikan nama proyek tersebut
adalah "Palapa" yang diambil dari sumpah Patih Gadjah Mada pada zaman
Majapahit.
Satelit Palapa dirancang khusus untuk
memaksimalkan pancaran sinyal di wilayah Indonesia dengan jangkauan luar negara
tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand. Satelit Palapa
generasi A memiliki 12 transporder dengan kapasitas 6000 sambungan pembicaraan
atau 12 kanal televisi. Palapa memiliki tinggi 3,7 meter (termasuk bagian
antena) serta berdiameter 1,9 meter. Antenanya berupa piringan parabola
berdiameter 1,5 meter.
Pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu
Florida, Amerika Serikat, atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB, satelit komunikasi
pertama Indonesia diluncurkan. Peluncuran Satelit Palapa generasi pertama
tersebut di Cape Kennnedy, Florida, Amerika Serikat. Saat peluncuran, Satelit
Palapa memiliki bobot 574 kilogram dan bobotnya di orbit sekitar 135 kilogram.
Roket peluncur yang digunakan adalah Delta 2914 buatan McDonnal Douglas dan
ditempatkan pada orbit geostationer di posisi 83 derajat bujur timur (BT).
Dikutip dari Harian Kompas, 8 Juli 1976, Lembaga Penerbangan dan Antariknasa
Nasional (NASA) bertanggung jawab dalam peluncuran itu. Setelah itu, NASA akan
menyerahkan pengawasan ke stasiun pengendali di Glenwood, New York. Hasil dari
peluncuran akan dapat ditangkap oleh stasiun pengendali di Cibinong setelah 45
menit peluncuran. Selama 3,5 hari setelah peluncuran, bergantian mengawasi
peredaran perkembangannya. Pengawasan sepenuhnya dilakukan oleh Stasiun
Cibinong, Jawa Barat.
Gambar 28. Peluncuran Satelit Palapa
Pada bulan Oktober 1963 terbitlah surat
keputusan presiden R.I. No. 215 tahun 1963 tentang Pembentukan Yayasan Televisi
Republik Indonesia, yang antar lain menegaskan bahwa tujuan Televisi R.I.adalah
untuk menjadi alat hubungan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan
mental/spiritual dan fisik dari pada Bangsa dan Negara Indonesia serta
pembentukan pembentukan Manusia Sosialis Indonesia pada khususnya. Perkembangan
Stasiun Televisi Swasta di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya, TVRI ternyata
tidak lepas dari unsur politik Soeharto.Tayangan-tayangan yang disiarkan
sebagian besar mengandung unsur pendidikan politik.Disamping itu, TVRI juga
melakukan monopoli penyiaran dengan pembayaran iuran pajak TVRI.
Monopoli penyiaran televisi oleh TVRI yang berlangsung semenjak tahun 1962 berakhir dengan diberikannya izin penyiaran televisi kepada RCTI, SCTV, ANTV, TPI dan INDOSIAR pada akhir tahun 1980`an dan awal tahun 1990`an. Penyelenggaran penyiaran khususnya televisi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak akhir tahun 1980-an. Di awal tahun 2000, industri stasiun televisi di Indonesia menjadi senakin berkembang dengan munculnya stasiun-stasiun televisi baru seperti:.TransTV, LaTivi, TV7, MetroTV, dan Global TV. Dewasa ini jumlah lembaga penyiaran nasional (“free-to-air“) yang berlokasi di Jakarta ada 11 buah ( termasuk lembaga penyiaran TV publik yaitu TVRI). Jumlah ini nampaknya adalah merupakan yang terbesar di negara-negara di seluruh dunia. Disamping lembaga penyiaran nasional yang berlokasi di Jakarta juga terlihat terdapat perkembangan berupa yang pesat dari lembaga penyaiaran lokal di daerah dan di Jakarta..Bila ditinjau dari berbagai aspek dalam pemberian perizinan dimana dewasa ini tumbuh juga stasiun penyiaran TV lokal berdasarkan izin dengan perizinan dari PEMDA setempat (baik di DKI maupun di luar DKI), terlihat bahwa pemberian izin belum didasarkan pada suatu kebijakan berupa peraturan-perundangan yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa penyiaran televisi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku masyrarakat dan bahwa penyiaran televisi menggunakan frekuensi yang merupakan ranah publik sehingga harus digunakan sebaik-baiknya untuk mengsejahterakan masyarakat dan bangsa baik lahir dan batin (butir 3 dan 4 konsiderans Menimbang UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002).
Media Penyiaran Televisi Yang Dijadikan Ajang Bisnis Yang Menarik.
Perkembangan media penyiaran televisi di Indonesia sangat pesat dan unik. Jika sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1987 hanya ada TVRI, sampai saat ini sudah ada RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, bahkan kini ada TV berlangganan lewat Indovision. Seluruh ''pemain'' ini hadir tanpa dan sebelum ada undang-undang yang khusus mengaturnya.
Berbeda dengan TV terrestrial, TV berlagganan di Indonesia memiliki ciri perkembangan yang lebih unik.Sejak 14 Maret 1995, media penyiaran televisi memasuki era berlangganan. Ini terjadi melalui ''perkawinan'' antara Indovision (PT Malicak) dengan Star TV. Perkawinan itu membuahkan hasil bahwa siaran yang dipancarkan dari Hong Kong dapat ditangkap di Indonesia melalui satelit dengan sistem berlangganan. Star TV menyediakan programnya, sedang Indovision ''menjualnya'' di Indonesia.Sekali pun regulasi secara nasional tentang bisnis yang demikian belum ada, namun pemerintah tidak menaruh keberatan atas kerja sama itu.Sehingga sejak saat itu, pelanggan di Indonesia baik di rumah, apartemen, maupun dari kamar hotel bisa menikmati beragam tayangan sesuai kebutuhan.
Monopoli penyiaran televisi oleh TVRI yang berlangsung semenjak tahun 1962 berakhir dengan diberikannya izin penyiaran televisi kepada RCTI, SCTV, ANTV, TPI dan INDOSIAR pada akhir tahun 1980`an dan awal tahun 1990`an. Penyelenggaran penyiaran khususnya televisi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak akhir tahun 1980-an. Di awal tahun 2000, industri stasiun televisi di Indonesia menjadi senakin berkembang dengan munculnya stasiun-stasiun televisi baru seperti:.TransTV, LaTivi, TV7, MetroTV, dan Global TV. Dewasa ini jumlah lembaga penyiaran nasional (“free-to-air“) yang berlokasi di Jakarta ada 11 buah ( termasuk lembaga penyiaran TV publik yaitu TVRI). Jumlah ini nampaknya adalah merupakan yang terbesar di negara-negara di seluruh dunia. Disamping lembaga penyiaran nasional yang berlokasi di Jakarta juga terlihat terdapat perkembangan berupa yang pesat dari lembaga penyaiaran lokal di daerah dan di Jakarta..Bila ditinjau dari berbagai aspek dalam pemberian perizinan dimana dewasa ini tumbuh juga stasiun penyiaran TV lokal berdasarkan izin dengan perizinan dari PEMDA setempat (baik di DKI maupun di luar DKI), terlihat bahwa pemberian izin belum didasarkan pada suatu kebijakan berupa peraturan-perundangan yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa penyiaran televisi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku masyrarakat dan bahwa penyiaran televisi menggunakan frekuensi yang merupakan ranah publik sehingga harus digunakan sebaik-baiknya untuk mengsejahterakan masyarakat dan bangsa baik lahir dan batin (butir 3 dan 4 konsiderans Menimbang UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002).
Media Penyiaran Televisi Yang Dijadikan Ajang Bisnis Yang Menarik.
Perkembangan media penyiaran televisi di Indonesia sangat pesat dan unik. Jika sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1987 hanya ada TVRI, sampai saat ini sudah ada RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, bahkan kini ada TV berlangganan lewat Indovision. Seluruh ''pemain'' ini hadir tanpa dan sebelum ada undang-undang yang khusus mengaturnya.
Berbeda dengan TV terrestrial, TV berlagganan di Indonesia memiliki ciri perkembangan yang lebih unik.Sejak 14 Maret 1995, media penyiaran televisi memasuki era berlangganan. Ini terjadi melalui ''perkawinan'' antara Indovision (PT Malicak) dengan Star TV. Perkawinan itu membuahkan hasil bahwa siaran yang dipancarkan dari Hong Kong dapat ditangkap di Indonesia melalui satelit dengan sistem berlangganan. Star TV menyediakan programnya, sedang Indovision ''menjualnya'' di Indonesia.Sekali pun regulasi secara nasional tentang bisnis yang demikian belum ada, namun pemerintah tidak menaruh keberatan atas kerja sama itu.Sehingga sejak saat itu, pelanggan di Indonesia baik di rumah, apartemen, maupun dari kamar hotel bisa menikmati beragam tayangan sesuai kebutuhan.
Gambar 29. Sejarah TV
Swasta di Indonesia
D.
Dasar Teknologi TV
1.
Teknologi Dasar Penerima Video
Gambar
30. Blok Diagram Penerima TV
Secara
garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Antena Televisi
Antena
TV menangkap sinyal-sinyal RF dari pemancar televisi. Antena diklasifikasikan
berdasarkan
konstruksinya ada 3 yaitu:
a.
Antena Yagi
b.
Antena Perioda Logaritmis
c.
Antena Lup
Klasifikasi
lain berdasarkan jalur frekuensi gelombang yang diterima adalah:
a.
Kanal VHF Rendah
b.
Kanal VHF Tinggi
c.
Kanal UHF
2.
Blok Rangkaian Penala (Tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi
(penguat HF), pencampur (Mixer) dan osilator local. Rangkaian penala berfungsi
untuk menerima sinyal TV yang masuk dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi
IF.
3.
Rangkaian Penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1000 kali. Sinyal
ouput yang dihasilkan penala (Tuner) merupakan sinyal yang lemah dan sangat
tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima dan bentangan alam. Lingkaran
merah menunjukkan rangkaian IF yang sebagian berada didalam tuner. Pada gambar
8 dapat kita lihat blok rangkaian penguat IF.
4.
Rangkaian Detektor Video
Berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat
IF gambar. Selain itu juga berfungsi untuk meredam sinyal suara yang akan mengakibatkan
buruknya kualitas gambar
5.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yangberasal dari
detector video sehingga dapat menjalankan tabung gambar atau CRT (Catode Ray
Tube)
6.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang
berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan. Lingkaran merah menunjukkan
komponen AGC yang berada didalam sebagian IC dan sebagian tuner.
7.
Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV.
Rangkaian penstabil penerima gelombang TV diantaranya adalah AGC dan AFT. Automatic
Fine Tuning berfungsi mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara
otomatis
8.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok yaitu: rangkaian sinkronisasi,
rangkaian defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal dan rangkaian
pembangkit tegangan tinggi. Pada gambar 10 dapat kita lihat blok rangkaian
defleksi vertical dan pada gambar 11 dapat kita lihat blok rangkaian defleksi
horizontal.
9.
Rangkaian Suara
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal
pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya,
sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar. Pada gambar 12 dapat kita
lihat blok rangkaian suara.
10. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya
didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar, rangkaian catu daya dibatasi
oleh garis putih dan kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian
input yang merupakan daerah tegangan tinggi (Live Area). Sementara itu, daerah
dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan
tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
11. Penguat Krominan
Penguat ini menguatkan frekuensi 4,43 MHz untuk sinyal krominan yang
termodulasi dalam sinyal V (sinyal R-Y) dan sinyal U (sinyal B-Y). Lebar jalur
penguat 2 MHz.
12. Sinkronisasi Warna Didalam rangkaian sincronisasi
warna, sinyal burst sinkronisasi warna dikeluarkan dari sinyal video warna
komposit
13. Automatic Color
Control (ACC)
Jika amplitudo sinyal ledakan naik, maka ACC mengeluarkan suatu tegangan
kemudi yang memperkecil penguatan didalam bagian warna
14. Color Killer (Pemati Warna)
Rangkaian ini berguna untuk menindas penguat warna, apabila sedang tak ada
sinyal krominan masuk. Ini terjadi pada waktu penerimaan sinyal hitam-putih.
15. Rangkaian Switching Fasa 180 (Pembelah Warna) Dari
penguat krominan, sinyal diumpankan ke colour. Splitter (pembelah warna). Pembelah
warna ini memisahkan sinyal yang termodulasi dengan sinyal V dari sinyal yang
termodulasi dengan sinyal U. Pembelah warna terdiri dari saklar PAL dan beberapa
resistor. Pada akhir setiap garis, selama ditariknya garis PAL maka sinyal V diputar
180 . Sinyal U tidak mengalami putaran fasa
16. Demodulasi Warna
Dengan mempergunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal perbedaan warna
di demodulasikan dari sinyal U dan V. Karena pada pemancar, sinyal-sinyal itu dimodulasikan
dengan system pembawa suppressed/dihilangkan dan hanya kedua sub pembawa jalur
samping (side band sub carier) yang ada. Agar dapat mendemodulasikannya menjadi
sinyal pembawa warna yang asli kembali, maka diperlukan sub pembawa 4,43 MHz
dengan fasa dan frekuensi yang tepat sama seperti pada pemancar
2.
Standar TV Analaog
Ada 3 sistem pemancar TV yaitu sebagai berikut:
a) National Television System Committee (NTSC) digunakan USA
b) Phases Alternating Line (PAL) digunakan Inggris
c) Sequential Couleur a’Memorie (SECAM) digunakan Prancis
Sedangkan Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. Hal
yang membedakan system tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa
gambar dan pembawa suara.
a) National Television System
Comitte (NTSC)
Merupakan
singkatan dari standar television committee. Sebuah frame format NTSC memiliki
525 garis. Dan setiap detik format video NTSC terdiri dari 29 frame. Sekarang
hitung sendiri berapa frame yang kamu butuhkan untuk disetting pada time line
aplikasi editing video kamu untuk membuat video satu menit misalnya.
b) PAL
PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan
dalam televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phose Alternating Line”
digunakan untuk garis alternasi fase. PAL terdiri dari 625 baris dan
ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini
digunakan di seluruh dunia kecuali kebanyakan negara di Amerika, karena di
Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di Jerman
oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua dalam system
televisi broadcast.
Standar televisi PAL memiliki beberapa jenis yang digunakan di seluruh
dunia sebagai berikut:
1. PAL
B / G / H
2. PAL
L (Standar televisi SECAM)
3. PAL
D / K
4. PAL M (Standar televisi Brazil)
5. PAL
Nc (Standar Televisi Argentina)
6. PAL
N (Standar televisi Uruguay)
Tabel 1. Perbedaan masing-masing PAL
PAL B
|
PAL G, H
|
PAL I
|
PAL D/K
|
PAL M
|
PAL N
|
|
Transmission band
|
VHF
|
UHF
|
UHF/VHF*
|
VHF/UHF
|
VHF/UHF
|
VHF/UHF
|
Fields
|
50
|
50
|
50
|
50
|
60
|
50
|
Lines
|
625
|
625
|
625
|
625
|
525
|
625
|
Active lines
|
576
|
576
|
576
|
576
|
480
|
576
|
Channel bandwidth
|
7 MHz
|
8 MHz
|
8 MHz
|
8 MHz
|
6 MHz
|
6 MHz
|
Video bandwidth
|
5.0 MHz
|
5.0 MHz
|
5.5 MHz
|
6.0 MHz
|
4.2 MHz
|
4.2 MHz
|
Colour subcarrier
|
4.43361875 MHz
|
4.43361875 MHz
|
4.43361875 MHz
|
4.43361875 MHz
|
3.575611 MHz
|
3.58205625 MHz
|
Vision/Sound carrier spacing
|
5.5 MHz
|
5.5 MHz
|
6.0 MHz
|
6.5 MHz
|
4.5 MHz
|
4.5 MHz
|
* System I has never been used on VHF in
the UK.
c) SECAM (Sequential Color and
Memory)
SECAM adalah sistem transmisi pertama dalam sejarah televisi Eropa. SECAM
berbeda dari metode sistem pewarnaan lainnya karena SECAM menggunakan modulasi
frekuensi untuk menyandikan sinyal warna. selain mengirimkan informasi merah
dan biru secara bersamaan, dan menggunakan informasi tentang warna dalam waktu
yang hampir bersamaan, ini tidak mungkin untuk sistem SECAM. Ini membutuhkan
penundaan, sehingga dibutuhkan memori analog untuk menyimpan informasi warna
dan menampilkannya secara bersamaan di layar televisi pada waktu yang ditentukan.
Dari tabel di atas, jarak P-S tidak terdaftar karena Suara dipancarkan secara
analog sehingga tidak ada kebutuhan untuk jarak bandwidth dari frekuensi.
Gambar
31. Standar Televisi Di Dunia
Tabel 2.
Perbedaan NTSC, PAL dan SECAM
NTSC
|
PAL
|
SECAM
|
|
Lines/frame
|
525
|
625
|
625
|
Frames/s
|
30
(29.97)
|
25
|
25
|
Active
|
480 – 496
|
±576
|
±576
|
Horizontal
Sampling Rate
|
858
|
864
|
864
|
Pixels
|
640 x 480
|
768 X 576
|
768 X 576
|
Color
Coding & Sampling
|
YIQ
4:2:2 |
YUV
4:2:2 |
YDRDB
4:2:2 |
Komentar
Posting Komentar